logoPreloader

Succes Story

BOGARASA CAKE AND COOKIES, BERTAHAN DALAM CITA RASA KUE KLASIK

 Harus disadari, perkembangan tren bakery di industri kuliner kini bergerak dengan sangat cepat. Dalam satu tahunnya, muncul begitu banyak tren bakery yang muncul. Ada yang bertahan lama, dan ada juga yang cepat pergi. Banyaknya tren yang masuk ini membuat pamor kue klasik menjadi menurun. Namun hal tersebut tidak berlaku bagi Enung Yustini, yang secara konsisten berhasil menjual kue klasik.

 
Bogarasa Cake and Cookies merupakan lini usaha milik Enung Yustini yang menjual berbagai macam kue klasik, snack tradisional, kue kering dan pastry. Sudah 11 tahun Enung mampu bertahan dari perubahan tren dengan konsisten menjual kue klasik tradisional. Hal ini tidak mengherankan karena ternyata Enung sudah terlibat di dapur sejak SMP dengan ibu dan neneknya. 
 
“Kebetulan sejak kecil sudah bisa bikin kue karena sejak kecil sudah terbiasa melihat ibu dan nenek bikin2 kue. Dari mulai SMP sudah mulai kumpulin resep kue. Kalau mau praktek, resep orang tua sangat mendukung dengan membelikan bahan-bahan yang dibutuhkan” ujar Enung
 
Berbekal peninggalan resep dari sang ibu dan nenek, pada tahun 2006 Enung memutuskan untuk mendirikan Bogarasa Cake and Cookies. Enung memulai bisnisnya dengan menitipkan produknya di warung sekitar rumahnya. Setelah beberapa tahun berjalan lancar, Enung mulai merekrut pegawai untuk membantunya. 
 

MUSIBAH TIDAK MEMBUAT PATAH SEMANGAT

Berbekal peninggalan resep dari sang ibu dan nenek, pada tahun 2006 Enung memutuskan untuk mendirikan Bogarasa Cake and Cookies. Enung memulai bisnisnya dengan menitipkan produknya di warung sekitar rumahnya. Setelah beberapa tahun berjalan lancar, Enung mulai merekrut pegawai untuk membantunya. 

 
Sayangnya, ditengah perjalanan usahanya, Enung mengalami musibah. Modal usahanya habis akibat beberapa salesnya yang tidak jujur.
 
“Singkat cerita pas udah nikah, suka nitip di warung. Setelah beberapa tahun berjalan mulai berani ambil pegawai buat bantuin bikin sama bantuin jualan. Ternyata tidak berjalan mulus setelah total pegawai ada 10 orang, pegawai yang tugasnya jualin atau istilahnya sales pada tidak jujur, mereka menipu. Akhirnya modal habis “ cerita Enung
 
Musibah ini tidak membuat Enung patah semangat. Secara perlahan dan konsisten, Enung mengumpulkan modal kembali untuk membangkitkan usahanya. Hingga akhirnya ia bisa mengontrak 1 toko kecil dan seorang pegawai untuk membantunya. Tanpa disangka, usahanya berjalan dengan baik dan penjualannya meningkat. Kini Enung sudah memiliki 4 karyawan yang membantunya setiap hari.