logoPreloader

News

STRATEGI `EKSPANSI` BAKPIA TIGA MUTIARA

Bakpia Tiga Mutiara

Bakpia Tiga Mutiara mungkin hanya memiliki satu outlet resmi di daerah asalnya. Namun, produknya tersebar di tiga kota besar di Indonesia.

Berawal dari keisengan mengisi waktu luang, pasangan suami-istri Agus Sumardoso dan Sri Rahayu berhasil mengembangkan bisnis Bakpia Tiga Mutiara. Kemunculannya pada 2009 menambah daftar produsen bakpia di Daerah Istimewa Yogyakarta. Namun, produsen kue khas Yogya ini hanya memiliki satu outlet di  Jalan Imogiri Barat KM 10 Bantul, Yogyakarta. Produk tersebut justru lebih banyak tersebar di dua kota lain yaitu Jakarta dan Solo. 

Hal itu sengaja dilakukan sebagai upaya sosialisasi Bakpia Tiga Mutiara ke berbagai daerah. Selain untuk lebih mengenalkan bakpia sebagai salah satu panganan khas Yogya, juga untuk mempromosikan merk Bakpia Tiga Mutiara. Tujuannya, jika masyarakat Solo dan Jakarta berkunjung ke Yogyakarta, maka mereka akan mencari outlet Bakpia Tiga Mutiara untuk membeli oleh-oleh karena sebelumnya sudah mengenal produk tersebut.

"Konsumen bakpia yang belanja di Yogyakarta memang kebanyakan pendatang dari daerah lain termasuk Solo dan Jakarta," ujar Agus Sumardoso.

Bakpia Tiga Mutiara tidak membuka cabang di Solo dan Jakarta sebagai upaya penyebaran produknya, tapi Agus memanfaatkan jaringan kemitraan di kedua kota tersebut. Kerjasama yang dilakukan adalah melalui sistem konsinyasi, yaitu dengan menyuplai produk kepada para mitranya untuk dipasarkan kembali. 

Strategi  ini dipilih Agus karena dinilai lebih menguntungkan dibandingkan membuka outlet sendiri. Saat ini menurut Agus, sudah ada lima mitra yang memasarkan produknya di Solo dan lima mitra di Jakarta. Omzet yang diraih pun cukup fantastis, mencapai 100 juta per bulan dari outlet resmi dan mitra-mitra di luar Yogyakarta. Rencananya, Bakpia Tiga Mutiara akan kembali melebarkan sayapnya ke hotel-hotel dan beberapa kota lain.

Inovasi dan utamakan kualitas

Bakpia Tiga Mutiara digemari konsumen bukan tanpa alasan. Bakpia ini memang berbeda dari bakpia biasa baik dari bahan yang digunakan maupun proses pembuatannya. Menurut Sri Rahayu, umumnya bakpia menggunakan minyak goreng sebagai salah satu bahannya. Tapi, pihaknya mengganti minyak goreng dengan margarine sehingga hasilnya lebih lembut seperti pastry. Kulit bakpia didesain berlapis-lapis sehingga menimbulkan sensasi rasa yang berbeda ketika dimakan.

Meski demikian, Sri Rahayu tetap ingin menjaga orisinalitas bakpia dengan mempertahankan isian kacang hijau yang sudah menjadi ciri khas kue tersebut. Namun, Bakpia Tiga Mutiara menggunakan kacang hijau yang sudah dikupas kulitnya sehingga terasa lebih lezat dan lebih awet. Meski dibuat tanpa menggunakan bahan pengawet, Bakpia Tiga Mutiara bisa tahan sampai 5-6 hari dengan kelembutan yang sama. Padahal, biasanya bakpia akan mengeras setelah berumur dua hari.

Bahan-bahan yang digunakan pun tidak sembarangan. Sri Rahayu mengaku hanya menggunakan bahan baku berkualitas untuk setiap produk yang dihasilkan. Salah satunya adalah FILMA Margarine sebagai salah satu bahan utama pembuatan bakpia.

"Dari upaya menjaga kualitas ini, Bakpia Tiga Mutiara menjadi dikenal masyarakat walaupun awalnya hanya dibicarakan dari mulut ke mulut saja," ujar Sri Rahayu mengenang masa-masa merintis usahanya tersebut.

Inovasi tidak hanya dilakukan pada penggunaan bahan baku tapi juga proses pembuatannya. Berbeda dengan bakpia biasa yang dipanggang secara tradisional menggunakan tungku, Bakpia Tiga Mutiara matang dengan dipanggang di dalam oven sehingga lebih higienis.

Di tokonya selain menyediakan Bakpia Tiga Mutiara, Sri Rahayu juga menjual berbagai produk lain seperti PIA dengan rasa coklat, keju, dan coklat durian, produk-produk Cake, diantaranya ada Brownies, Siffon, Banana Cake, Rainbow Cake, Roll Cake hingga Roti Bluder dengan rasa yang lezat dan tentunya tanpa bahan pengawet.

Kolaborasi suami istri ini dalam mengembangkan bisnis Bakpia Tiga Mutiara patut diacungi jempol dan dapat dijadikan inspirasi bagi Sahabat Filma yang ingin terjun di bisnis sejenis.

Artikel Terkait

Komentar (0)
Belum terdapat komentar pada halaman ini.